Sabtu, 04 Februari 2012

Haji dan Umrah


A.      Pengertian dan Hukum Haji
Haji berarti mengunjungi (istilah), dan haji berarti sengaja berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan ibadah yang telah ditentukan dengan syarat dan waktu tertentu. Hukum ibadah haji adalah wajib bagi setiap muslim dan kewajiban itu sekali untuk seumur hidup, lalu haji kedua dan seterusnya hukumnya sunnah.
*       Istita’ah ( mampu & kuasa ) dalam pelaksanaan ibadah haji :
a.       Sehat jasmani, yaitu tidak sakit, dan adanya persiapan mental dengan mensucikan hati
b.       Aman dalam perjalanan, yaitu kendaraan pulang – pergi ke Mekah itu aman
c.       Persiapan pengetahuan tentang haji dan umrah
d.       Memiliki bekal yang cukup selama menunaikan ibadah haji dan keluarga yang ditinggalkan
e.       Bagi perempuan harus disertai muhrimnya

*       Ibadah haji ada 3 ( menurut pelaksanaannya ) :
a.       Haji Ifrad
Menunaikan ibadah haji sampai selesai terlebih dahulu, lalu umrah.
b.       Haji Tamattu’
Menunaikan ibadah umrah terlebih dahulu, lalu ibadah haji samapi selesai.
c.       Haji Qiran
Menggabungkan ibadah haji dan umrah sekaligas dalam satu rangkaian amalan haji.

a.       Syarat Haji
Ketentuan yang harus dipenuhi oleh calon haji :
1.       Beragama islam
2.       Baligh ( sudah dewasa )
3.       Berakal sehat
4.       Kuasa jasmani dan rohani
5.       Bebas, tidak dalam tahanan / budak ( merdeka )
b.       Rukun Haji
Rangkaian haji yang harus dikerjakan. Jika tidak dikerjakan, ibadah hajinya kan tidak sah & tidak boleh diganti dengan denda, harus mengulang hajinya di waktu lain.
1.       Ihram
Berniat mengerjakan ibadah haji dengan memakai pakaian ihram, yaitu berupa kain putih yang tidak dijahit. Untuk laki-laki, 2 helai kain, satu diselendangkan & satunya disarungkan. Untuk perempuan, kain boleh dijahit & menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah & telapak tangan.
2.       Wukuf di Arafah
Di Padang Arafah pada waktu yang ditentukan dimulai sejak waktu dhuhur pada tanggal 9 Zulhijah – terbit fajar tanggal 10 Zulhijah.
3.       Tawaf
Mengelilingi Ka’bah ( Baitullah ) sebanyak 7 kali putaran dari Hajar Aswad ( batu hitam ) dan diakhiri pada tempat yang sama dengan posisi Ka’bah berada di sisi kiri.


Tawaf ada 4 :
a.       Tawaf Qudum : tawaf yang dilakukan oleh orang yang baru tiba di Mekah ( Masjidil Haram ) sebagai tanda penghormatan Ka’bah.
b.       Tawaf Ifadah : tawaf yang dilakukan saat menunaikan ibadah haji  ( termasuk rukun haji ).
c.       Tawaf Sunah : tawaf yang dapat dilaksanakan pada setiap kesempatan.
d.       Tawaf Wada / Tawaf Perpisahan : tawaf yang dilakukan ketika jamaah haji akan meninggalkan kota Mekah.
4.       Sa’i
Berlari-lari kecil dimulai dari Bukit Safa – Bukit Marwah sebanyak 7 kali.
5.       Tahalul
Mencukur rambut sekurang-kurangnya tiga helai rambut ( termasuk rukun haji ) sebagai penghalal terhadap beberapahal yang diharamkan dalam haji.
6.       Tertib
Melaksanakan semua amalan haji secara berurutan dari awal sampai akhir.
c.       Wajib Haji
Yaitu amalan-amalan ibadah haji yang harus dikerjakan, jika tidak dikerjakan, tidak membatalkankan haji, tetapi diganti dengan membayar denda. Wajib haji ada 5 :
1.       Ihram dari miqat : batas waktu dan tempat yang ditentukan untuk dimulainya ibadah haji. Miqat dibagi 2 :
a.       Miqat Zamani ( waktu ) : waktu dimulainya ibadah haji dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah.
b.       Miqat Makani ( tempat ) : tempat dimulainya ibadah haji dari awal bulan mengerjakan haji / umrah.
2.       Mabit ( bermalam ) di Muzdalifah : berhenti / bermalam sejenak mulai matahari terbenam sampai lewat tengah malam pada tanggal 10 Zulhijah pada saat mabit disunahkan membaca istighfar, berzikir, berdo’a / membaca Al Qur’an, & mencari kerikil untuk melontar jumrah.
3.       Mabit di Mina : bermalam di Mina pada hari-hari tasyrik ( malam tanggal 11, 12, 13 Zulhijah )
4.       Melonta jumrah : melempar jumrah ula, wusta, & aqabah dengan batu kerikil di hari nahar ( waktu afdal ) pada tanggal 10 Zulhijah & har-hari tasyrik. Melontar jumrah dilakukan sebanyak 7 kali, setiap lontarannya satu kerikil. Waktu yang diutamakan saat dhuhur.
5.       Tawaf Wada
d.       Sunah Haji
Yaitu amalan yang dianjurkan selama pelaksanaan ibadah haji. Sunah haji :
1.       Mandi untuk berihram ( haji dan umrah )
2.       Membaca talbiyah
3.       Membaca salawat & doa sesudah membaca talbiyah
4.       Melakukan tawaf qudum
5.       Masuk ke Baitullah ( Ka’bah ) dari Hijir Ismail.



B.      Pengertian dan Hukum Umrah
  1. Syarat Umrah
Syarat umrah sama halnya dengan syarat haji.
  1. Rukun Umrah
1.       Ihram
2.       Tawaf
3.       Sa’i
4.       Bercukur
5.       Tertib
  1. Wajib Umrah
1.       Ihram dari miqat
2.       Menjauhkan diri dari larangan umrah
Wajib umrah yang tidak dilaksanakan, dapat diganti dan tetap sah.
  1. Sunah Umrah
Sunah ibadah umrah sama dengan sunah ibadah haji.
C.       Larangan dalam Haji dan Umrah
  1. Bagi jamaah haji laki-laki memakai pakaian yang dijahit dan memakai tutup kepala
  2. Larangan bagi jamaah haji perempuan memakai tutup muka dan sarung tangan
  3. Larangan bagi jamaah haji laki-laki dan perempuan, seperti memakai wangi-wangian, mencabut dan mencukur rambut / bulu badan, memotong kuku, menikah / menjadi wali nikah, berhubungan suami-istri, memburu / membunuh binatang, berkata yang tidak senonoh, dan tidak berbuat maksiat.
D.      Pengertian dan Jenis Dam
Dam adalah denda yang dikenakan oleh jamaah haji yang melanggar larangan / meninggalkan wajib haji / umrah. Jenis – jenis dam :
  1. Dam karena mengerjakan haji dan umrah dengan cara tamattu’ & qiran. Denda yang wajib dibayar :
1.       Menyembelih seekor kambing yang sah untuk kurban
2.       Jika tidak sanggup, maka wajib berpuasa 10 hari ( 3 hari dilakukan selama menunaikan ibadah haji, 7 hari dilakukan di negeri asal atau dapat dilakukan di negeri asalnya ( QS : Al-Baqarah/2 Ayat 196 )
  1. Dam karena berhubungan suami-istri dalam keadaan ihram sebelum tahalul pertama, yang melanggar hajinya tidak sah.
1.       Menyembelih seekor unta / seekor sapi / 7 ekor kambing
2.       Jika binatang diatas tidak ada, waib memberikan sedekah kepada fakir miskin berupa makanan seharga jenis binatang itu
3.       Jika tidak mampu, maka wajib berpuasa dengan ketentuan puasa selama 60 hari berturut-turut / dengan perhitungan setiap 0,8 kg  daging ia harus berpuasa 1 hari.
  1. Dam karena melanggar larangan, seperto mencukur rambut, dll. :
1.       Menyembelih seekor kambing
2.       Puasa 3 hari
3.       Bersedekah sebanyak 3 gentang ( 9.5 liter ) makanan kepada enam orang fakir miskin.
  1. Dam karena berburu / membunuh binatang buruan.
1.       Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang dibunuh / diburu
2.       Bersedekah kepada fakir miskin seharga binatang tersebut
3.       Puasa seharga binatang tersebut dgn ketentuan puasa 1 hari senilai 0,8 kg daging binatang yang dibunuh / diburu
  1. Dam karena terkepung ( terhambat ), yaitu orang terhalang dlm perjalanannya & tidak dapat meneruskan pelaksanaan haji / umrah, damnya menyembelih seekor kambing.

B.  Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah
1.    Ihram dari Miqat
Bagi jamaah haji yang langsung ke Madinah untuk mengerjakan salat Arba’in ( 40 waktu salat fardhu dengan berjamaah di Masjid nabawi / Madinah ), setelah salat, lalu melanjutkan perjalanan ke Mekah untuk umrah dan haji dengan berpakaian ihramdari miqat makani, yaitu di Bir Ali ( sumur Imam Ali ) dengan niat ihram.
Bagi jamaah yang langsung ke Mekah, miqat makaninya, di Yulamlam ( 2 jam sebelum pesawat lending di Bandara King Abdul Azis ) / boleh dari Jedah dengan niat ihram untuk umrah dan haji.
Dalam perjalanan menuju ke Mekah, jamaah dianjurkan membaca talbiyah, salawat, & doa
2.    Tawaf
Di Masjidil Haram Mekah, jika memungkinkan bagi jamaah haji langsung tawaf. Sepangang perjalanan ke Mekah tersebut, jamaah haji dianjurkan membaca talbiyah. Steleh tawaf lalu berdoa Multazam, & salat sunat 2 rakaat di belakang makam Ibrahim & doa, lalu minum air zamzam.
3.    Sa’i dan Tahalul
Setelah salat sunat, jamaah melaksanakan sa’i. Setelah sa’i lalu tahalaul. Lalu, jamaah diajurkan melaksanakan ibadah sunah / berziarah.
4.    Wukuf di Arafah
Tanggal 8 Zulhijah sore, jamaah haji berangkat ke Arafah dengan berpakaian ihram untuk melaksanakan wukuf pada tanggal 9 Zulhijah mulai dari matahari terbit – terbenam. Tetapi, wukuf tidak dilaksankan dalam umrah.
5.    Mabit di Muzdalifah
Setelah matahari terbenam, dari Padang Arafah ke Muzdalifah untuk mabit ( bermalam ) sampai lewat tengah malam & mengambil batu kecil untuk melontarkan jumrah.
6.    Melontar Jumrah Aqabah di Mina
Tanggal 10 Zulhijah ( pakaian ihram ) jamaah haji melontar jumrah Aqabah
7.    Tahalul
Setelah jumrah lalu tahalul awal ( memotong rambut min. 3 helai ). Dengan bertahalul, semua yang diharamkan ketika ihram menjad halal, kecuali hubungan suami-istri.
Jika langsung ke Masjidil Haram untuk tawaf ifadah & sa’i menjadi rukun haji. Tetapi jika tidak memungkinkan, karena situasi & kondisi maka tawaf ifadah & sa’i dpt dilakukan setelah mabit & melontar di Mina sampai akhir hari Tasyrik.
8.    Mabit di Mina
Tanggal 11 & 12 Zulhiijah, bagi yang melakukan nafar awal mabit di Mina. Tapi, bagi jamaah yang melakukan nafar sanii, maka mabitnya bertambah 1 hari pada tanggal 13 Zulhijah.
9.    Melontar 3 Jumrah
Yaitu jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah bagi yang melakukan nafar awal. Tapi bagi jamaah yang melakukan nafar sani, ditambah lagi melontar jumrah pada tgl 13 Zulhijah.


10.Tawaf Ifadah
Setelah melontar jumrah jamaah kembali ke Mekah untuk tawaf Ifadah. Caranya sama dengan tawaf sebelumnya lalu sa’i. Setelah itu semua hal yang diharamkan menjadi halal.
11.Tawaf Wada
Dilakukan jika meningglakan Masjidil Haramkota Mekah / kembali ke tanah suci.
Setelah tawaf wada, jamaah haji kembali ke Jeddah untuk mempersiapkan kepulangan.

0 comments:

Posting Komentar

Leave Comment ^^

Template by:

Free Blog Templates